[ss501]In Your Smile
In those small hands are wishes held deep in the heart Our song for you floats up to the sky, like clouds They're temporary words of comfort, I don't say words I can't keep, I promise... In Your Smile, I will speak to you with smiles, I don't like to see your weary, open your heart In Your Smile, I will speak to you with smiles, these songs about you have changed the world, we'll stay together... |
a good boy with shining smiles
•SEISHIROU IZUMI
Sulung dari tiga bersaudara putra-putri Kiyoshi dan Raeritharia Hartnett-Izumi • pada dasarnya, childish, selalu santai dan kelewat ceria, bahkan terkadang heboh sendiri • Music & Entertainment Addict • selalu berpikiran positif kepada orang lain. • Sering terobsesi pada hal yang terkadang tidak penting seperti memusnahkan cokelat atau mencari fakta dari dongeng fiksi •Face Claim 김형준 • Kim Hyung Joon • SS501 • Karakter Seishirou Izumi murni berada di dalam dunia Role-Playing Forum dengan meminjam visualisasi Kim Hyung Joon. |
friends
karen tateyama • hikari fukuyama • kyotarou ishibashi • kaoru ishikawa • masakazu takeuchi • mizuno akamatsu • kanon wakana • Juntarou iwasaki say hi, anyone?
ShoutMix chat widget credits
layout: (supervillain)codings: inksplash inspirations: minty-peach others: •ss501 •ryokubita akademii |
Monday, October 5, 2009 @6:32 PM
•First Letter
Jam weker berbentuk telur di atas meja kayu cherry kecil di samping ranjangnya perlahan meretak saat kumpulan cahaya mengitari angka delapan (dan angka dua belas untuk dua kumpulan cahaya redup) pada bulatan di bagian depannya; sesaat kemudian pecah dan muncul seekor anak burung berwarna kuning pucat berkeciap ramai, berusaha membangunkan seorang anak lelaki yang masih bergulung di balik bedcover birunya. "Sudah saatnya bangun, Sei-sama…” Suara melengking wanita terdengar sedetik setelah cahaya terang mewarnai kamar yang semula minim cahaya itu. Matahari sudah naik di ufuk timur sepenuhnya, tidak lagi bersembunyi di balik garis horizon. Suara keciap yang semakin parau itu berhenti seiring anak lelaki di balik bedcover itu perlahan membuka matanya, menatap nanar wanita paruh baya yang berdiri di seberangnya dengan baju hitam-putih—seragam pelayan. “Ema—?” anak lelaki itu menggeliat pelan, melepaskan lilitan erat bedcovernya saat pengasuhnya menjawab setengah peduli, “Mama?” "Rae-sama sudah berangkat ke butik pagi-pagi sekali bersama dengan Kiyoshi-sama.” Souka—Sei mengangguk kecil. Dari sudut matanya, ia melihat Ema sudah bergerak meninggalkan kamarnya, beralih ke tugas selanjutnya : membangungkan adiknya. Diacaknya rambut cokelat tuanya yang sudah berantakan, gerakannya lambat-lambat, meskipun begitu ia tetap bangkit menuju kamar mandi. Rumah keluarga Izumi di pagi hari tetap nampak seperti biasanya, tidak seperti rumah keluarga lainnya yang semakin ramai mengingat anak-anak sekolahan sedang menikmati indahnya liburan musim semi mereka. Di rumah besar ini tidak ada perubahan drastis, hanya sedikit tambahan suara dari ruang keluarga atau ruang bermain karena dua anak lelaki di rumah itu lebih memilih untuk menghabiskan liburannya dengan menonton televisi seharian. Sang kepala keluarga, Kiyoshi Izumi, merupakan seorang Direktur Perusahaan Izumi—perusahaan keluarga yang bergelut di bidang teknologi, sementara sang istri, Raeritharia Hartnett-Izumi, kini bekerja membantu nenek (alias mertuanya) mengurusi butik keluarga. Dan sisa di rumah ini (selain pembantu rumah tangga, supir, dan satpam) adalah ketiga anak mereka : Seishirou, Makoto, dan si bungsu Hinamori yang masih balita. Sepasang kelereng hazel itu berhenti pada sebuah foto yang ditaruh di atas meja di ruang keluarga, foto kelulusannya dari sekolah dasar, musim semi tahun ini alias sekitar sebulan yang lalu. Foto dirinya diapit oleh kedua orangtuanya yang berpakaian formil dan kedua adiknya—Hina dipangku Papa sementara Mako dipeluk Mama. Nampak seperti keluarga normal, bukan? “Oh… Kau sudah bangun rupanya, Mako.” Makoto membalas enggan dengan sebuah anggukan acuh tak acuh. Mama pernah bilang waktu Sei cerita tentang sikap dingin Makoto, katanya turunan dari Papa. Sei menepuk kepala adiknya yang duduk di lantai dengan kedua kaki panjang kurusnya terjulur bebas, kemudian duduk di atas sofa dan mengambil sebuah manga yang tergeletak begitu saja di sampingnya. Ia merebahkan tubuhnya, duduk santai sambil setengah fokus matanya teralih pada anime yang ditonton adik—hmpfffhh… I-INI— "Konnichiwa, tuan-tuan dan nyonya serta calon murid yang terhormat!" —Demi ketiak Hanzo Hattori! Sei melompat panik dari sofanya, menabrak Makoto (yang langsung menatapnya garang) sampai anak itu ikut jatuh di atas lantai bersama sang kakak. Wajah Sei berubah warna; dari putih kekuningan ke merah lalu ke ungu dan ke biru dan akhirnya—pucat. Terutama saat menyadari apa yang sedang terjadi di depan matanya. Matanya terbelalak, memperlihatkan iris hazelnya yang cemerlang menatap sosok di hadapannya. "..seperti yang sudah bisa Anda duga sebelumnya dan seperti apa yang tertera pada surat tugas saya bahwa dengan ini saya hendak memberitahu bahwa anak Anda mendapatkan kesempatan untuk bersekolah dan menjadi bagian dari akademi sihir kami; Ryokushoku o Obita..." NENEKMU SUDAH KU-DUGA!! Demi para leluhur—belum pernah sedetikpun Sei menduga dirinya akan bermimpi melihat (dan nampak seperti akan diserang) sebatang cokelat raksasa dan—bi-bisa bicara! Jangankan batang cokelat raksasa dengan bau yang seperti nyata, membayangkan ia bisa menikmati permen cokelat kesukaan kedua orangtuanya saja ia tidak pernah. TIDAK. AKAN. PERNAH. Dan tidak pakai koma. TITIK! Ugh—Sei mual sekarang. Rasanya perutnya yang kosong seakan dijejali asam berlebihan, membuat sesuatu dari dalam tubuhnya menyeruak minta dikeluarkan dari kerongkongannya. Dan baunya… …astaganagabeke! "Sei, kau kenapa sih??” Pertanyaan Makoto yang santai sama sekali tidak membuatnya merasa lebih baik. Sama sekali. Justru anak lelaki dengan wajah nyaris menangis ini merasa ada dorongan dari dalam tubuhnya untuk melempar adik lelaki satu-satunya dari Tokyo Tower, berkat pertanyaan polos itu. Sial, kenapa hanya dirinya yang mengidap phobia cokelat di keluarga penggila cokelat ini?! Dan kenapa harus ada cokelat sialan yang muncul di depannya?! Raksasa pula! Astaga… dosa apa yang ia perbuat sampai ia bisa melihat siluman cokelat begini?! Apa karena ia kemarin habis mengerjai si kembar Izanagi dan Izanami selama mereka berlibur ke Jepang? Tapi itu kan mereka duluan yang memulai— —nya. “AAAAGHHH!!!” Sei menjerit lantang saat si cokelat itu menjejalkan bungkusan hijau secara paksa, dan dengan refleks, sekali lagi ia melompat dan merangkak mundur menjauhi si cokelat tadi. Matanya memerah menahan rasa takutnya yang memuncak. “Di dalam buntalan hijau ini terdapat bundelan kertas berisi ketentuan-ketentuan beserta keterangan lainnya mengenai akademi kami, silakan dibaca baik-baik. Harap form yang yang terlampir dikembalikan ke pihak sekolah ketika ketibaan di akademi kami…" Dia ngomong apa, sih?! Sumpah otak Sei makin kalut semakin panjang si cokelat itu bercuap-cuap. Sepenglihatannya tidak ada yang mendengarkan kata-kata jejadian itu kecuali Mako yang duduk manis mendengarkan tanpa ekspresi. Dan— PPONG! Hi-hilang—? COKELATNYA HILANG?! Sei menggosok kedua matanya dengan pungung tangannya, menatap bingung buntelan hijau dan adiknya secara bergantian; sementara beberapa orang pelayan dan seorang satpam berhambur ke arahnya yang masih nampak shock; mempertanyakan keadaannya yang sama sekali tidak fokus ini. “C-Co-cok—cccoke—lat—cok—“ "Kau bicara apa, sih, bego? Tadi kan cuma Doraemon berekor luak saja. Kenapa kau sepu—” Doraemon?—Sumpah ia sudah tidak tahan lagi. “HUEKK—” Muntah tepat di kaki Makoto yang dalam hitungan detik langsung direspon dengan lompatan jijik Makoto dan berlari ke kamar mandi dengan erangan keras. Kondisi Sei sama sekali tidak lebih baik dari sebelumnya. Tergolek lemah ketika Ema datang dan mengurusinya yang kotor terkena bekas muntahannya sendiri. Kamisama tidak adil. Kenapa hanya dia yang melihat cokelat raksasa itu, sementara yang lain tidak? Ukh—tolong.. Sei jadi ingin muntah lagi. Labels: first letter, Ryokubita's Form |
•Seishirou Izumi 男 • 14 April 1986 23:58 • vinewood 13" dengan inti kumis kelinci bulan yang katanya terciprat sedikit darah • ANTI cokelat sing with Sei!
ss501 - 완.두.콩. [Green Peas]
archives
|